Komponen Kurikulum Saling Keterpaduan
A. Komponen – Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki
komponen – komponen tertentu. komponen – komponen itu diantaranya adalah :
1.
Komponen
Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil
yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya
dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan
tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di cita – citakan, misalkan,
filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah pancasila,
maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya
masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan
dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan
setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
2. Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan
dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi
pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang
diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu
seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
3. Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran
yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana
bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk
mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi
meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat diatas, T. Rajakoni
mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan
guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian diatas, ada dua hal yang patut
kita cermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan atau strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian
penyusunan langkah – langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Upaya
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode. Ini
berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, bisa jadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa
metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode
ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan pemanfaatan
sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karena
itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Istilah
lain juga yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach).
Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approach).
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inquiry serta
strategi pembelajaran induktif. Dengan demikian, istilah pendekatan merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat
bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan
atau tidak, dan bagian – bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan
balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut
Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai
fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian
tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
Referensi :
Tim
Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2009. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Komponen-komponen kurikulum sangat diperlukan pada proses pembelajaran...
BalasHapusBenar komponen kurikulum itu merupakan bagian yang integritet satu dengan lainya saling melengkapi...
Hapus