EVALUASI KURIKULUM
EVALUASI
KURIKULUM 2013
A.Pengertian evaluasi
Guba dan Lincoln (1985), menekankan devenisi evaluasi sebagai “a process
for describing an evaluand and judging its merit and worth”. Berdasarka
beberapa pengerian diatas dapat disimpulakan bahwa evaluasi adalah suatu
tindakan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu terhadap suatu sistem,
berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan dalam rangka membuat suatu keputusan.
Dalam evaluasi, pengukuran tidak lagi merupakan bagian integral atapun
suatu langkah yang harus ditempuh. Pengukuran hanya merupakan salah satu
langkah yang mungkin dipergunakan dalam kegiatan evaluasi, sedangkan penilaian
dan evaluasi memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaanya adalah keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, sedangkan
perbedaannya adalah terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang
lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah
satu komponen atau satu aspek saja, seperti prestasi belajar siswa. Pelaksanaan
penilaian biasanya dilakukan secara internal, yakni orang-orang yang menjadi
bagian atau terlibat dalam suatu kegiatan seperti guru menilai prestasi
belajar peserta didik dalam suatu mata pelajaran.
Evaluasi dan penilaian
lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan
salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran menggambarkan hal-hal yang
bersifat kuantitatif, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan
tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada
hasil pengukuran. Tetapi dapat pula didasarkan pada hasil pengamatan dan
wawancara. Dalam konteks sistem kurikulum, istilah yang tepat digunakan adalah
evaluasi yaitu evaluasi kurikulum.
B. Kedudukan Evaluasi dalam kurikulum
Kurikulum adalah suatu
program, Ciri suatu program adalah sistematik, sistemik dan terencana.
Sistematik artinya keteraturan, yaitu kurikulum harus dilakukan dengan urutan
langkah-langkah tertentu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Sistemik menunjukan suatu sistem. Artinya, didalam kurikulum terdapat berbagai
komponen antara lain, tujuan, isi/materi, metode, media, sumber belajar,
evaluasi, peserta didik, lingkungan dan guru yang slaing berhubungan dan
ketergantungan satu sama lain serta berlangsung secara terencana, rasional,
objektif. Suatu program terdiri atas serangkaian tindakan atau kejadian yang
telah direncanakan dan disusun melalui proses pemikiran yang matang.
Perencanaan kurikulum merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam
pengembangan kurikulum, kemudian dilaksanakan dalm situasi nyata. Untuk
mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan kurikulum, maka harus
dilakukan evaluasi.
C. Tujuan dan Fungsi kurikulum
Evaluasi banyak
digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan. Setiap bidang dan kegiatan
mempunyai tujuan evaluasi yeng berbeda. Dalam kegiatan bimbingan misalnya,
tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai
karakteristik peserta didik sehingga dapat diberikan bimbingan dengan
sebaik-baiknya. Begitu juga dengan kegiatan supervise, tujuan evaluasi adalah
untuk menentukan keadaan situasi pendidikan atau pembelajaran sehingga dapat
diusahakabn langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah. dlam kegiatan seleksi, tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai dari tes untuk jenis pekerjaan
atau jabatan tertentu.
Fungsi evaluasi
Menurut Scriven, fungsi evaluasi dapat dilihat dari jenis
evaluasi itu sendiri, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif berfungsi untuk perbaikan dan pengembangan bagian tertentu
atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan, sedangkan fungsi
sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem
keseluruhan. Fungsi baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu
kurikulum telah dianggap selesai.
Menurut Zainal Arifin (2009) fungsi
evaluasi dapat dilihat dari kebutuhan peserta didik dan guru yaitu:
1.
Secara psikologis, peserta dididk selalu butuh untuk mengetahui hingga mana
kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Mereka
masih mempunyai sikap dan moral yang heteronom, membutuhkan pendapat orang
dewasa sebagai pedoman baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi
tertentu.
2.
Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserat didik
sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti bahwa peserta
didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat
dengan segala karakteristiknya, bahkan peseta didik diharapkan dapat membina
dan mengembangkan semua potensi yang ada dalam masyarakat.
3.
Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan
dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dakam usaha
memperbaiki kurikulum.
4.
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui status peserta didik diantara
teman-temannya apakah ia termasuk anak yang pandai sedang atau kurang pandai.
5.
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap siap (fisik
dan non-fisik), maka program pendidikan dapat dilakukan.
6.
Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi,
baik dalam rrangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas.
7.
Secara administrative, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang,
kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri.
D. Objek evaluasi kurikulum
Objek evaluasi harus
berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi karena tidak mungkin orang
melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dlam pikiran teoritis, kecuali
orang tersebut melakukan penelitian. Objek evaluasi harus bertitik tolak dari
tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dievaluasi
relevan dengan apa yang diharapkan. Objek evaluasi kurikulum dapat dilihat dari
berbagai segi: (a) dimensi-dimensi kurikulum, mencakup dimensi rencana, dimensi
kegiatan dan dimensi hasil, (b) komponen-komponen kurikulum, mencakup tujuan,
isi, proses (metode, media, sumber lingkungan) dan evaluasi (formatif dan
sumatif) dan (c) tahap-tahap pengembangan kurikulum, mencakup tahap perencanaan
(silabus dan RPP), pelaksanaan (sekolah dan di luar sekolah), monitoring dan
evaluasi.
Objek evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Program pembelajaran yang meliputi:
A.
Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yatu target yang harus
dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan/topik.
B.
Materi, yaitu berupa topik/pokok bahasan dan subtopic/subpokok bahasan
beserta perinciannya dlam setiap bidang studi atau mata pelajaran, materi
tersebut memiliki tiga unsur yaitu logika (benar salah, berdasarkan prosedur
keilmuan), etika(baik buruk) dan estika (keindahan).
C.
Metode pembelajatran yaitu cara guru menyampaikan materi pelejaran, seperti
metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah dll.
D.
Media pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan isi.materi pelajaran.
E.
Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
F.
Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan kuluarga.
G.
Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunkan tes maupun
non-tes. Criteria yang digunakan antara lain kesesuaiannya dengan kompetensi
dasar, hasil belajar, dan indikator: kesesuaiannya dengan tujuan dan fungsi
penilaian, unsur-unsur penting dalam penilaian, aspek-aspek yang dinilai,
kesesuainnya dengan tingkat perkembanagn peserta didik, jenis dan alat
penilaian.
E. Prinsip, Jenis, Desain Evaluasi
kurikulum
Untuk memperoleh
hasil evaluasi yang lebih baik, maka evaluasi kurikulum harus memperhatikan
prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
1.
Kontinuitas artinya evaluasi tidak boleh dilakukan
secara incidental, karena kurikulum itu sendiri adalah suatu proses yang
kontinu.
2.
Komprehensif, artinya objek evaluasi harus diambil
secara menyeluruh sebagai bahan evaluasi. Misalnya: jika objek evaluasi itu
adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribasian peserta didik itu harus
dievaluasi.
3.
Adil dan objektif, artinya proses evaluasi dan
pengambilan keputusan hasil evaluasi harus dilakukan secara adil, yaitu
keseimbangan antara teori dan praktik, keseimbangan proses dan hasil, dan
keseimbangan dimensi-dimensi kurikulum itu sendiri.
4. Kooperatif, artinya kegiatan evaluasi harus dilakukan atas kerja sama
dengan
semua pihak, seperti orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas termasuk
dengan peserta didik itu sendiri.
o.Jenis-jenis evaluasi kurikulum
1. Evaluasi perencanaan dan
pengembangan
Hasil evaluasi ini
sangat diperlukan untuk mendesain kurikulum. Sasaran utamanya
adalah memberikan
tahap awal dalam penyusunan kurikulum. Persoalan yang disoroti
menyangkut tentang
kelayakan dan kurikulum. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan
kemungkinan
implementasi kurikulum serta keberhasilannya. Pelaksanaan evaluasi
dilakukan sebelum
kurikulum disusun dan dikembangkan.
2.
Evaluasi monitoring
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah kurikulum mencapai
sasaran secara efektif, dan apakah
kurikulum terlaksana sebagaimana mestinya.
3.
Evaluasi dampak
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh
suatu kurikulum. Dampak ini dapat diukur berdasarkan criteria keberhasilan
sebagai indicator ketercapaian tujuan kurikulum.
4.
Evaluasi efisiensi-ekonomis
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi kurikulum. Untuk
itu diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga dan waktu yang
diperlukan dalam kurikulum dengan kurikulum lainnya yang memiliki tujuan yang
sama.
5.
Evaluasi program kompehensif
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai kurikulum secara menyeluruh mulai
ari perencanaan, pengembangan, implementasi, dampak serta tingkat keefekfan dan
efisiensi.
§ Desain evaluasi
kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2008), desain evaluasi
kurikulum meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
o.Penetapan Garis Besar Penilaian
1) Identifikasi tingkat
perbuatan keputusan
2) Menetepkan
situasi-situasi keputusan bagi masing-masing tingkat dan
ketentuan: locus, fokusnya, waktu dan susunan alternative.
3) Merumuskan kriteria
bagi setiap situasi dengan cara memerinci variabel-variabel
pengukuran
dan standar dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan.
4) Merumuskan
kebijaksanaan untuk pelaksanaan evaluasi.
o.Pengumpulan informasi:
1) Memerinci
sumber-sumber informasi
2) Memerinci instrument
dan metode pengumpulan informasi
3) Memerinci prosedur
sampel
4) Memerinci
kondisi-kondisi dan jadwal pengumpulan informasi.
o.Organisasi informasi
1) Memerinci format
informasi
2) Memerinci alat untuk
koding, penyusunan, penyimpanan, dan retrieving
informasi. o.Analisa informasi
1) Memerinci prosedur
analisis
2) Memerinci alat untuk
melaksanakan analisis .
o.Laporan informasi
1) Menentukan penerima
laporan
2) Memerinci alat untuk
menyampaikan informasi
3) Memerinci format
laporan
4) Menetapkan jadwal
pelaporan informasi
Kesimpulan
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik dalam penentuan
kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam
kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih serta
menetapkan kebijaksanaan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan
oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya.
Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal
ini disebabkan beberapa faktor:
a. Evaluasi kurikulum berkenaan dengan
fenomena-fenomena yang terus berubah.
b. Objek
evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep
kurikulum yang digunakan.
c. Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh manusia yang sifatnya
juga
berubah.
Pertanyaan :
1.
Apakah kurikulum , berdasarkan fenomena akan terus
berubah ?
2.
Berapa tahunkah
edialnya kurikulum dievaluasi ?
3.
Siapa saja yang terlibat dalam perumusan atau
pengevaluasian kurikulum ?
Daftar Pustaka
[1] Zainal arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum
(Bandung: PT remaja rosdakarya, 2011) hal. 265.
[2] Zainal
arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum (Bandung: PT remaja rosdakarya,
2011) hal 263-276
[3]. Hamalik,
oemar. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. ( Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA.2011.) Hal . 258
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.
BalasHapusPerubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Benar kurikulum bersifat dinamis dan fleksibel, jadi perubahan kurikulum itu merupakan suatu kebutuhan dimasanya relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang perkembanganya sangat pesat di era globalisasi . Jelasnya kurikulum itu harus dievaluasi secara berkala supaya kebermaknaan dan kemanfaatanya betul - betul dapat dirasakan oleh pesrta didik dalam upaya meningkatkan potensinya .
HapusKurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat nilai-nilai pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan peserta didik, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh peserta didik, keluarga, dan masyarakat. Pihak yang berperan dalam evaluasi kurikulum yaitu:
BalasHapus1. Evaluator
Evaluator adalah orang sangat berperan dalam pengembangan dan penerapan kurikulum di sekolah, yang merupakan suatu tim yang bertugas dan merancang dan mengumpulkan data sebagai badan dalam pengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan oleh pejabat sentral sekolah.
2. Guru
Guru tenaga professional yang paling nyata dalam memikul peranan pada dalam evaluasi.
3. Komite
Karena pengembangan kurikulum merupakan upaya kerjasama, berbagai komite mungkin terlibat.
4. Para ahli kurikulum
5. Orangtua Siswa
ini menurut pendapat saya mengenai siapa saja yang terlibat dalam perumusan atau pengevaluasian kurikulum ini pak :)
Tentu pihak sekolah itu pun ada tim pengembang kurikulum sekolah yang terlibat di sekolah seperti : kepsek, guru , tenaga kependidika, komite, tokoh agama, tokoh masyarakat yang relevan , pengawas dan ahli atau tim pengembang kurikulum kabupaten tentu kalau di pusat oleh tim ahli dibawah naungan depdikbud .
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBenar, kurikulum adalah seperangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan, tentu perangkat yang mendukung terlaksananya kurikulum perlu dievaluasi karena dilihat urgensinya, relefansinya dan keterpakaian di tengah-tengah masyarakat , dengan demikian kurikulum akan secara kontinu berkembang selaras dengan lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin pesat berkembang .
HapusMa'af pak wagimin sy hanya mengomentari pertanyaan bapak yg no.3..yaitu: kepala sekolah , guru, tenaga kependidikan, komite, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengawas atau tim pengembang kurikulum tingkat kabupaten/ provinsi ..trims...waslm...
BalasHapusBenar kurikulum itu dirumuskan oleh jenjang sekolah yang terlibat diantaranya kepsek,guru kelas, guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, komite, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengawas, dan tim pengembang kurikulum kabupaten yang sudah barang tentu harus sinergi untuk kerjasama merumuskan kurikulum yang relevan dengan keberadaan sekolah agar kurikulum memiliki kemanfaatan di tengah - tengah masyarakat yang semakin maju .
HapusPergantian kurikulum hendaknya dilakukan cukup lama misalnya 10 tahun karena hasil nya baru tmpak saat waktu yang lama .seharusnya kita sebagai pengembang kurikulum harus sllu mengevaluasi kurikulm yg di buat kearah yang lebih baik.kasian guru dan siswa jika kurikulum sellu berubah dalam jangka pendek.
BalasHapusKonten kurikulum itu pada prinsipnya telah memenuhi harapan masyarakat seperti kompetensi dasar yang digariskan oleh pemerintah hanya saja tinggal bagaimana guru di lapangan menganalisis jadi kurikulum pengembangannya setiap tahun ada perubahan sesuai situasi dan kondisi. Oleh karenanya guru-guru harus kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran . Dengan demikian kurikulum tidaklah berubah sepuluh tahun sekali , karena guru selalu aktif dalam perubahan .
HapusPertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013
BalasHapusPertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.
Benar untuk mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum pada dasarnya telah dilaksanakan pada kegiatan KKG setiap gugus seperti menganalisis ki , kd dan indikator, silabus serta rpp juga penilaianya dengan demikian setiap guru sudah bisa mengevaluasi kekuatan dan kelemahan kurikulum 2013 karena langsung keterlibatan dalam mengaplikasikan kurikulum .
BalasHapusEvaluasi kurikulum merupakan usaha sistematis yang dilakukan untuk memperbaiki kurikulum yang masih tahap pengembangan maupun kurikulum yang telah di laksanakan agar menjadi lebih siap dimasa yang akan datang. Kurikulum akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.
BalasHapusKurikulum tanpa dilakukan peninjauan kembali pada konten, tujuan , dan strategi tentu akan berimbas pada kemajuan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi tertinggal dengan negara-negara berkembang lainya terlebih dengan negara - negara maju . Untuk itu evaluasi kurikulum dilakukan secara berkala, dan kontinu , agar kurikulum selalu relevan di zamannya .
HapusKurikulum 2013, menuntut guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Artinya, guru harus menjadi manusia pembelajar. Permasalahannya, masih banyak guru yang belum mau menjadi manusia pembelajar. Padahal, seorang guru dituntut untuk terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya, terlebih setelah diberlakukannya kurikulum 2013.
BalasHapusIa guru pembelajar membutuhkan proses, membutuhkan sistem yang baik, membutuhkan model, membutuhkan, membutuhkan pemimpin yang memahami tentang tugas pokok dan fungsinya serta membutuhkan pemimpin yang humanis dan mampu menciptakan suasana kondusif, mudah2an lambat laun guru - guru kita akan merespon pada hal yang positif sehingga suatu ketika akan menerima pembaharuan tentu akhirnya tercipta guru yang idial relevan dengan kompetensi yang dipersyaratkan .
HapusMomen guru harus memberikan kesempatan seluas luasnya untuk pembelajaran yg berpusat kepada peserta didik, seharusnya menjadikan guru harus lebih inovatif dalam merancang pembelajaran.
BalasHapusUntuk membelajarkan agar guru menjadi guru pembelajar membutuhkan waktu berproses, karena setiap informasi baru oleh guru seolah informasi itu tidak baik, akan tetapi jika ada yang dapat menjadi tauladan dalam mengemplementasikan kurikulum 2013 saya berkeyakinan bahwa guru-guru pembelajar akan bermunculan....
HapusAsslmkum...Objek evaluasi harus berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi karena tidak mungkin orang melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dlam pikiran teoritis, kecuali orang tersebut melakukan penelitian. Objek evaluasi harus bertitik tolak dari tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dievaluasi relevan dengan apa yang diharapkan..Terima Kasih
BalasHapusPada prinsopnya kegiatan evaluasi itu diperoleh dari kegiatan di lapangan, maksudnya peninjauan antara yang tertulis dengan implementasi , adakah kesenjangan ketercapaian dan instrumen kurikulum sebagai acuan langkah pemnelajaran . Jika belum tercapai atau ternyata tidak ada muatan kurikulum, maka langkah yang harus diambil mengevaluasi kurikulum yang diberlakukan dan dianalisis kembali untuk diadakan penyempurnaan .
Hapusevaluasi kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum khususnya, dan pendidikan pada umumnya sehingga pengetahuan dan pemahaman tentang evaluasi kurikulum dituntut bagi setiap guru, kepala sekolah dan pengembang pendidikan lainnya untuk menjawab permasalahan –permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan melalui suatu proses pembenahan dan inovasi di segala sektor sehingga pada akhirnya kualitas pendidikan di tanah air kita akan meningkat.
BalasHapusKurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan,karena kurikulum sebagai penentu arah dan pedoman dengan adanya survei evaluasi kurikulum guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran
BalasHapusEvaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
BalasHapusDengan adanya evaluasi maka kita dapat mengetahui sejauh mana kita melaksanakan kurikulum di sekolah, sehingga kita dapat membenahi kekurangan2 dalam melaksanakan kurikulum.
BalasHapus